Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 1 Belajar dari Pengalaman
Bahasa Indonesia · Bab 1 Belajar dari Pengalaman
Endah

24/08/2021 16:01:07

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi Undang-undang

Penulis

: Endah Tri Priyatni

Yuni Pratiwi

Syamsul Sodiq

Sumiyadi

Ilustrasi, Tata Letak : Direktorat Pembinaan SMP

Perancang Kulit

: Direktorat Pembinaan SMP

Buku ini dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP

Ukuran Buku

: 21 x 30 cm

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

410

CON

Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah Ke las VII Edisi 4/Endah Tri Priyatni,

...[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

2008.

Vi, 236 hlm.: ilus.; 30 cm.

Bibliografi: hlm. 229-230

Indeks.

ISBN

1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran

I. Judul

II. Pratiwi, Yuni III. Sodi

q

, S

y

amsul IV. Sumi

y

adi

KATA SAMBUTAN

Salah satu upaya untuk melengkapi sumber belajar yang relevan dan

bermakna guna meni ngkatkan mutu pend idikan d i Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Di rektorat Pembinaan SMP mengembangkan buku

pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Buku

pelajaran ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

22 T ahun 2006 T entang Stan dar I si, No. 23 T ahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan, dan berdasarkan kr iteria buku pelajaran yang

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

Buku pelaj aran in i merupakan penyempurnaan dar i bahan ajar

kontekstual yang telah di kembangkan Di rektorat Pemb inaan SMP dalam

kaitannya dengan kegi atan proyek peningkatan mutu SMP. Bahan aj ar

tersebut telah diujicobakan ke sejumlah SMP d i provinsi Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan

Gorontalo sej ak tahun 2001. Penyempurnaan bahan ajar menjadi buku

pelajaran yang bernuansa pendekatan kontekstual d ilakukan oleh para

pakar dari beberapa perguruan ti nggi, guru , dan instruktur yang

berpengalaman di bidangnya. Validasi oleh para pakar dan praktisi serta uji

coba empiris ke si swa SMP telah di lakukan guna meni ngkatkan kesesuaian

dan keterbacaan buku pelajaran ini.

Buku pelajaran B ahasa Indonesia ini telah dinilai oleh Bad an Standar

Nasional Pend idikan, dan d inyatakan memenuhi syar at untuk d igunakan

sebagai buku pelajaran d i SMP. Sekolah diharapkan dapat menggunakan

buku pelajaran in i dengan sebai k-baiknya seh ingga dap at men ingkatkan

efektivitas dan kebermaknaan pembel ajaran. Pada akh irnya, para si swa

diharapkan dapat menguasai semua Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar se cara leb ih mendal am, luas serta bermakna, kemud ian dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Saran per baikan untuk penyempurnaan buku pelajaran i ni sangat

diharapkan. Terimakasih setulus-tulus

nya disampaikan kepada para penulis

yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pelaj aran ini, baik pada

saat awal pengembangan bahan ajar,

ujicoba te rbatas, maupun

penyempurnaan sehi ngga dapat te rsusunnya buku pelajaran ini

.

Terimakasih dan p enghargaan juga d isampaikan kepada se mua p ihak

yang telah membantu terwujudnya penerbitan buku pelajaran ini.

Jakarta, Juli 2008

Direktur Pembinaan SMP

iv

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

PETUNJUK

PENGGUNAAN BUKU

Buku ini terdiri atas sepuluh unit pelajaran yang terbagi atas dua semester. Tiap

semester terdiri atas lima unit pelajaran. Tiap unit pelajaran terdiri atas beberapa

subunit yang merupakan penjabaran kompetensi-kompetensi dasar yang terdapat

di dalam Standar Isi. Setiap unit pelajaran dikembangkan berdasarkan tema tertentu

yang memayungi kegiatan berbahasa yang dilakukan pada setiap unit pelajaran.

Agar dapat menggunakan buku ini dengan baik, kamu harus mempelajarinya

bagian demi bagian secara urut mulai unit satu sampai dengan unit sepuluh. Pada awal

setiap unit, kamu akan menjumpai uraian tentang kompetensi-kompetensi yang harus

kamu pelajari dan manfaatnya disertai dengan petunjuk mengenai bagaimana cara

kamu mempelajari kompetensi tersebut. Bacalah dengan baik agar kamu memahami

cara mempelajarinya!

Di dalam satu unit pelajaran terdapat beberapa kompetensi yang harus kamu

pelajari dan aktivitas atau kegiatan sebagai pelatihan. Kegiatan itu mungkin kamu

lakukan secara sendiri-sendiri, tetapi mungkin juga harus dilakukan secara kelompok.

Ikutilah setiap kegiatan sesuai dengan petunjuk yang ada. Sebaiknya kamu memiliki

buku tugas agar kegiatan yang kamu lakukan dapat dicatat di dalam buku tersebut.

Hal itu akan dapat memudahkan kamu dan gurumu untuk mengetahui perkembangan

hasil belajarmu.

Setiap unit pelajaran diakhiri dengan rangkuman, evaluasi, dan re

fl

eksi. Setelah

selesai mempelajari satu unit pelajaran, kerjakan soal-soal yang ada untuk mengukur

keberhasilanmu dalam mempelajari kompetensi-kompetensi yang terdapat di dalam

unit tersebut! Setelah itu, kamu harus menyerahkan hasil pekerjaanmu untuk dikoreksi

oleh gurumu. Selanjutnya, lakukanlah re

fl

eksi dengan merenungkan kembali apa

yang telah kamu kuasai atau belum kamu kuasai serta bagaimana kesanmu terhadap

pembelajaran yang telah kamu lakukan dengan memperhatikan petunjuk yang

terdapat pada bagian re

fl

eksi!

Jika kamu menemui kata/istilah yang belum kamu pahami, pada akhir buku

terdapat takarir (glosarium) dan penjurus (indeks) yang akan memberi petunjuk

tentang istilah-istilah yang terdapat pada semua unit pelajaran. Jika kamu ingin

mengetahui lebih lanjut topik yang kamu pelajari, pada bagian akhir buku terdapat

daftar pustaka. Carilah buku-buku yang berisi topik yang ingin kamu pelajari lebih

lanjut agar pemahamanmu terhadap apa yang kamu pelajari menjadi lebih baik.

Selamat berlatih!

v

Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ v

SEMESTER 1

UNIT 1 Belajar dari Pengalaman

............................................... ...........................................

1

A Menceritakan Pengalaman yang Paling Mengesankan ................................ 2

B. Membaca Cepat dan Menyimpulkan Isi Bacaan ........................................... 7

C. Menulis Pantun . ................................................................................................. 17

UNIT 2 Menyampaikan Informasi Bermakna

...................................................................

27

A. Menulis Teks Pengumuman ............................................................................ 28

B. Menyampaikan Pengumuman ......................................................................... 32

C. Menemukan Hal-hal yang Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan .. 35

D. Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang ................. 39

UNIT 3 Kobarkan Terus Rasa Nasionalisme

......................................................................

49

A. Membacakan Teks Perangkat Upacara .......................................................... 50

B. Menulis Surat Pribadi ........................................................................................ 56

C. Menulis Kembali dengan Bahasa Sendiri Dongeng yang Pernah Dibaca

atau Didengar ..................................................................................................... 61

UNIT 4 Belajar dari Berbagai Peristiwa

..............................................................................

69

A. Menuliskan Kembali Berita yang Dibacakan ................................................. 70

B. Menulis Buku Harian ........................................................................................ 74

C. Bercerita dengan Urutan, Ekspresi, dan Intonasi yang Sesuai

dan Bercerita dengan Alat Peraga ................................................................... 81

UNIT 5 Menjaga Warisan Budaya

.........................................................................................

93

A. Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan dalam Beberapa Kalimat ........ 94

B. Menemukan Makna Kata Tertentu dalam Kamus melalui Kegiatan

Membaca Memindai .......................................................................................... 97

C. Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca ......................................... 101

D. Mengomentari Buku Cerita Anak ................................................................... 104

vi

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

SEMESTER 2

UNIT 6 Berkomunikasi Secara Santun

................................................................................

11

1

A. Menemukan Realitas Kehidupan Anak yang Tere

fl

eksi dalam

Buku Cerita Anak, baik Asli maupun Terjemahan ....................................... 112

B Bertelepon dengan Kalimat yang Efektif dan Bahasa yang Santun ........... 119

C. Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Memperhatikan

Cara Penulisan Kalimat Langsung dan Tak Langsung ................................. 124

D. Mere

fl

eksi Isi Puisi yang Dibacakan .............................................................. 127

UNIT 7 Meraih Prestasi Lewat Kreasi

.................................................................................

137

A. Menuliskan dengan Singkat Hal-hal Penting yang Dikemukakan ............

Narasumber dalam Wawancara ....................................................................... 138

B. Menceritakan Tokoh Idola................................................................................. 144

C. Membaca Intensif Buku Biogra

fi

..................................................................... 148

D. Menulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam ........................ 155

UNIT 8 Membangun Rasa Percaya Diri

..............................................................................

163

A. Membaca Indah Puisi ......................................................................................... 164

B. Menulis Bentuk Narasi dari Teks Wawancara .............................................. 170

C. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen Secara Lisan ..................................... 174

UNIT 9 Memilih Aktivitas yang Berguna

............................................................................

183

A. Menemukan Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca ............................... 184

B. Mere

fl

eksi Isi Puisi yang Dibacakan ............................................................... 190

C. Menulis Pesan Singkat ...................................................................................... 193

UNIT 10 Hidup Sehat dan Bermanfaat

.................................................................................

201

A. Menyimpulkan Pikiran, Pendapat, Gagasan Tokoh/Narasumber

yang Disampaikan dalam Wawancara ........................................................... 202

B. Menemukan Informasi Secara Cepat dari Tabel/Diagram yang Dibaca ... 206

C. Menulis Kreatif Puisi tentang Keindahan Alam ............................................ 210

D. Menjelaskan Secara Lisan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial ................. 216

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 229

TAKARIR ..... ................................................................................................................................ 231

PENJURUS ... ................................................................................................................................ 235

1

Belajar dari Pengalaman

A. Menceritakan Pengalaman yang Paling Mengesankan

B. Membaca Cepat dan Menyimpulkan Isi Bacaan

C. Menulis Pantun

2

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Amatilah semua acara

reality show

di televisi. Hampir semua acara

tersebut mengharuskan semua peserta untuk dapat bercerita. Nah, pada

pembelajaran ini kamu pun akan belajar bercerita yang baik, runtut, mudah

dipahami, dan pengalaman yang kamu ceritakan dapat diambil hikmahnya

oleh para pendengar. Kemampuanmu bercerita akan lengkap apabila kamu

juga memiliki pengetahuan yang luas melalui kegiatan membaca. Dalam

pembelajaran ini kamu akan belajar membaca cepat sekaligus belajar menarik

simpulan dari teks yang kamu baca. Keterampilan berbahasamu akan lengkap

jika kamu juga bisa bersastra, yaitu menulis pantun. Kemampuanmu dalam

menulis pantun ini akan memberi nilai tambah penampilanmu dalam berbahasa

lisan di depan umum karena pantun dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan

suasana.

Tidak ada pengalaman yang sia-sia. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru

terbaik. Ini berarti kita dapat belajar dari pengalaman, baik pengalaman yang kita alami sendiri maupun

pengalaman orang lain. Agar kamu dapat menceritakan pengalamanmu yang paling mengesankan

dengan menggunakan pilihan kata dan ungkapan peribahasa yang menarik, kamu akan melakukan

serangkaian aktivitas berikut: (1) mengamati contoh pengalaman yang mengesankan, (2) menemukan

ciri pengalaman yang mengesankan, (3) memilih pengalamanmu yang paling mengesankan untuk

kamu ceritakan, (4) membuat kerangka cerita, dan (5) menyampaikan cerita yang telah kamu susun

kerangkanya tersebut secara lisan dengan memberdayakan ungkapan/peribahasa.

Belajar dari Pengalaman

A. Bercerita tentang Pengalaman yang Paling Mengesankan

1

3

Belajar dari Pengalaman

1

1. Mengamati Contoh Pengalaman yang Mengesankan

Kita dapat belajar mengungkapkan pengalaman yang mengesankan dengan

membaca contoh berikut!

Watashiwa wa ...

Aku bersemangat sekali ikut kursus bahasa Jepang di Surabaya karena di samping tertarik

dengan huruf-hurufnya, kudengar tempat kursus yang kutuju juga mempunyai

sensei

(guru) orang

Jepang. Hari itu kami masuk kelas dengan gembira. Pada saat awal kami diberitahu oleh petugas

administrasi bahwa di kelas kami ada dua nama yang sama, yaitu: Joko Bagus. Oleh sebab itu,

petugas kemudian menambahkan inisial A dan B pada akhir kedua nama itu.

Pelajaran pertama diisi oleh

sensei

dari Jepang. Dia mengajak kami untuk saling

memperkenalkan diri dengan memberikan contoh. Pertama, dia mencontohkan dengan

memperkenalkan diri sendiri. Setelah itu, dia melihat daftar presensi dan mulai membaca

nama yang ada untuk contoh. Dia katakan: “

Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku

”. Kami

mengangguk-angguk tanda mengerti. Setelah itu dia membaca presensi lagi dan mengatakan,

Watashi wa, Joko Bagus Be des...

” (baca:

watashi wa joko bagus bedes

) sampai di situ sontak

kami tertawa riuh bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal. Joko Bagus pun menggerutu dan

bergumam dengan bahasa

Suroboyo

-an: “

Aduuuh...mosok, bagus-bagus ngene dikira bedes,

Rek

” (‘Masak, cakep-cakep begini dikira kera.’), Tawa kami pun semakin meledak dan

sensei

kami akhirnya ikut tersenyum-senyum walaupun wajahnya terlihat bingung (KL, Ajisai, Vol.1, No.1,

Oktober 2002 dalam Kisyani, 2004).

Pengalaman 1)

Pengalaman 2)

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil

Teman, namaku Trismunandar, kelas 5 SD. Aku ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti

Pildalcil, yaitu pemilihan dai cilik ke-3 di Lativi. Audisi di Yogyakarta dilaksanakan Januari lalu. Saat

itu aku memilih tema tentang akhlak manusia. Aku grogi banget sampai lupa dan mengulang dua

kali. Sebulan kemudian aku dipanggil kepala sekolah untuk mengikuti

fi

nal Pildacil di Jakarta.

Teman, aku menangis sedih, karena aku buta dan membuatku tidak percaya diri. Rasa

rendah diri terus menghantuiku. Aku takut, di Jakarta nanti tidak punya teman. Tapi, guru, teman-

teman dan keluargaku terus memompa semangatku.

Didampingi ibu, aku berangkat ke Jakarta. Di tempat karantina aku merasa tidak kerasan

dan meminta Ibu untuk mengajakku pulang saja ke rumah. Namun Ibuku dengan sabar terus

menasihatiku.

Teman, ternyata dugaanku selama ini salah, keenam belas

fi

nalis lain selalu menghibur

dan berkawan akrab denganku. Mereka tidak memandang sebelah mata terhadap keadaanku

4

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

yang buta. Aku semakin kerasan dan tumbuh rasa percaya diriku. Aku juga semakin berani tampil

di depan lensa kamera karena dibimbing kakak-kakak pembina. Setiap hari jadwal kegiatanku

sudah ditentukan, seperti membaca materi, hapalan, kegiatan sosial, dan juga jalan-jalan

lho

!

Sebenarnya aku tidak memiliki pengalaman berceramah, paling-paling cuma menjadi

pewara atau MC di sekolah. Pengalamanku menjadi anggota

Junior Yaketonis Band

sebagai

pemegang

keyboard

dan sering diundang tampil di berbagai acara dan sekaligus memenangkan

beberapa kejuaraan di Yogyakarta mudah-mudahan bisa menambah rasa percaya diriku dan

doakan ya mudah-mudahan dapat mengantarku menjadi juara.

Aku menyesal telah meratapi keadaanku. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala

kekhilafanku ini. Amin

Dikutip dengan beberapa perubahan dari Mentari, Edisi 320 tahun XXIV 2006

Pelajaran Nenek Penjual Sapu

Seorang teman menceritakan kekagumannya pada

seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean,

Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan

keluarganya hendak pulang usai silaturahmi bersama

kerabat, mereka melawati pasar Godean. Ibu dari teman

saya tergoda memebeli ayam goreng di depan pasar untuk

sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap.

Di samping warung ayam goreng tersebut ada

seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul

tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam

goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp1.000,00 karena iba dan menganggap nenek itu

pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa

dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak.

Penjual ayam goreng kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek

itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek

yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga

Rp1.500,00 per ikat, meskipun ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.

Setelah menerima uang Rp5000,00 si nenek tampak

ngedumel

sendiri. Ternyata tidak

punya kembalian. “Ambil saja uang kembaliannya,” kata ibu dari teman saya. Namun, si nenek

ngotot untuk mencari uang kemablian Rp500,00. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar

uang di warung terdekat.

Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih

terus berpikir, bagaimana mugnkin di zaman sekarang masih ada yang begitu jujur, mandir, dan

mempunyai harga diri yang begitu tinggi.

Sumber:

Intisari

, Agustus 2004

5

Belajar dari Pengalaman

1

2. Menemukan Ciri Pengalaman yang Mengesankan

Setelah kamu membaca tiga contoh pengalaman tersebut, kemudian diskusikanlah

jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kelompokmu masing-masing!

Pertanyaan Pemandu Diskusi

a.

Apakah yang dimaksud dengan pengalaman mengesankan menurut kelompok-

mu?

b.

Apakah pengalaman mengesankan itu dapat berisi peristiwa: lucu atau kocak,

menyedihkan, menyenangkan, atau menegangkan?

c. Menurut kelompokmu manakah pengalaman yang mengesankan dari bacaan

tersebut?

d. Berikan alasan mengapa mengesankan?

e. Aspek-aspek apa yang membuat kelompokmu terkesan?

f. Selain dari segi isi yang diceritakan, apakah pengalaman mengesankan juga dapat

dilihat dari cara menceritakan dan bahasa yang digunakan?

g.

Apakah penggunaan ungkapan atau peribahasa dapat menambah kemenarikan

cerita tersebut?

h.

Catatlah ungkapan atau peribahasa yang terdapat pada contoh-contoh itu dan

temukan maknanya!

Pengalaman pribadi adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri.

Pengalaman pribadi yang mengesankan adalah peristiwa yang

pernah dialami diri sendiri dan sulit dilupakan.

3. Mengidenti

fi

kasi Beragam Pengalaman yang Mengesankan

Setelah kamu mengamati beragam contoh pengalaman yang mengesankan

tersebut, secara individual daftarlah beberapa pengalamanmu yang berkesan selama

ini!

Contoh:

Kejutan di pesta ulang tahunku

Bajuku sama dengan baju temanku

Menerima surat dari teman sekelas

Memperoleh NUN tertinggi

Pandangan pertama yang tak bisa kulupakan

6

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

4.

Menyusun Kerangka Cerita

Kembangkanlah kerangka cerita dari pengalaman yang telah kamu pilih tersebut

dengan mengurutkan peristiwa-peristiwa yang kamu alami!

Contoh:

5.

Menyampaikan Pengalaman secara Lisan

Ceritakanlah secara lisan pengalaman yang telah kamu susun kerangkanya

tersebut! Perhatikan bagaimana kamu memulai cerita, mengembangkan inti cerita,

dan mengakhiri cerita! Jangan lupa selipkan ungkapan atau peribahasa agar ceritamu

menjadi lebih menarik/berkesan!

ƒ

Ayah dan ibu pergi pada hari ulang tahunku

ƒ

Aku sedih, kecewa, dan marah

ƒ

Aku curiga banyak hiasan di ruang makan

ƒ

Ternyata semua keluarga berkumpul dan

membuat kejutan untukku

ƒ

Pulang sekolah suasana rumah sepi

Kejutan di pesta

ulang tahunku

6.

Menilai Kemampuan Menceritakan Pengalaman yang Mengesankan

Nilailah kemampuan temanmu yang sedang bercerita dengan menggunakan

pedoman penilaian atau rubrik berikut!

Rubrik Penilaian Kemampuan Menceritakan Pengalaman

Pilihlah satu pengalaman yang menurutmu paling mengesankan untuk kamu

ceritakan!

NO.

ASPEK

PENILAIAN

DESKRIPSI

YA

TIDAK

1.

Isi

a.

Apakah isi menarik dan ada

hikmah dari pengalaman yang

diceritakan temanmu?

b.

Apakah ada kesesuaian antara

kejadian satu dan kejadian

berikutnya?

7

Belajar dari Pengalaman

1

B. Membaca Cepat dan Menyimpulkan Isi Bacaan

Kecepatan membaca terkait erat dengan pemahaman terhadap bacaan. Seseorang yang dapat

menyelesaikan bacaan dalam waktu yang cepat, tetapi sedikit sekali yang dapat dipahami dari bacaan

itu, maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat. Demikian juga seseorang yang dapat

memahami bacaan dengan baik, tetapi kecepatan membacanya sangat lambat, juga tidak dapat

dikategorikan sebagai pembaca cepat.

2.

Penggunaan

Bahasa

a.

Apakah kalimat-kalimat yang

digunakan dapat kamu pahami!

b.

Apakah pilihan kata yang

digunakan tepat?

c.

Apakah dengan pilihan kata

dan kalimat yang digunakan

mampu menarik perhatian

pendengar?

3.

Kelancaran

6)

Apakah temanmu bercerita

dengan lancar, tidak tersendat?

7)

Apakah dari tatapan mata dan

gerak tubuhnya, tercermin rasa

percaya diri yang kuat?

Nah, apakah kamu termasuk pembaca cepat? Untuk mengetahui jawabannya, cobalah kamu

ikuti serangkaian kegiatan berikut: (1) mengidenti

fi

kasi manfaat membaca cepat, (2) membaca sambil

menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bacaan, (3) menjawab pertanyaan terkait

dengan isi bacaan, (4) mengukur kecepatan membaca, (5) membuat simpulan isi bacaan, dan (6)

berlatih meningkatkan kemampuan membaca, (7) mencatat perkembangan kemampuan membaca, dan

(8) mengidenti

fi

kasi kata dasar dan imbuhan.

1.

Menemukan Manfaat Membaca Cepat

Seberapa seringkah kamu melakukan kegiatan membaca dalam sehari? Sebagai

pela jar, kamu tentu setiap hari melakukan kegiatan membaca. Bacaan apa saja yang

kamu baca? Berilah tanda

pada bacaan yang sering atau pernah kamu baca!

8

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Dari bacaan-bacaan tersebut, manakah yang harus dibaca dengan cepat? Mengapa

harus dibaca dengan cepat? Berikan alasan!

2

.

Menghitung Waktu Membaca

Bacalah bacaan berikut ini!

Hitunglah berapa detik kamu menyelesaikan bacaan berikut!

Waktu mulai

: ........................

Waktu selesai

: ........................

No.

Jenis Bacaan

Pernah/Sering

1.

Buku Pelajaran

2.

Novel

3.

Cerpen

4.

Komik

5.

Majalah

6.

Koran

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH

Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor

gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan,

saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang

paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak

hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan.

Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.

Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk

mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja juga

memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang buta ini

sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti

apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka

hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan.

Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu

gajah.

9

Belajar dari Pengalaman

1

Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan

gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah

balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu

yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba kepalanya membandingkannya dengan

sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan selang

air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia

membandingkan seekor gajah dengan tali tambang yang sudah rusak.Masing-masing dari

mereka memiliki penjelasannya sendiri tentang seekor gajah.

Oleh karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar.

Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan

kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantem dan dengan demikian sang

raja terhibur.

Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki

kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi

orang-orang buta sejak lahir, sangatlah sulit mendeskripsikan gajah tanpa merabanya secara

utuh. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka

rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran.

Tak seorang pun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian

tertentu saja.

Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari

penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan

menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa

masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.cara keseluruhan.

www.wordinfo.info

10

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya,

melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap

penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya

menjelaskan satu bagian saja.

Bayangkan seumpama satu di antara mereka seorang ilmuwan, maka ia akan mencari

penyelesaian dengan gaya para ilmuwan, yaitu dengan metode persentase atau statistik. Ia akan

segera mendata berapa banyak orang buta yang membandingkan dengan selang air, berapa persen

yang membandingkannya dengan gelondongan kayu, dan seterusnya.

Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membandingkannya dengan gelondongan

kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang

membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak.

Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu (40%) dan 2 taring

(20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 (10%). Sebagaimana para ilmuwan

meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas adalah

kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena hampir

setengah menyatakannya. Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran.

Oleh sebab itu, hanya ada satu pemecahan dari persoalan ini. Orang-orang buta yang hanya

meraba bagian-bagian tertentu tersebut harus bekerja sama. Mereka harus bekerja seperti merangkai

gambar dari sebuah gambar yang telah dipotong-potong. Lantas katakanlah, seekor gajah itu terdiri

dari 4 gelondongan kayu, 2 batang kayu yang bulat dan halus, 1 balon, 1 panci, 1 selang air dan satu

tali tambang buntut. Dengan demikian, mereka akan mampu memperolah gambaran tentang seekor

gajah secara keseluruhan. Mereka harus menghentikan perselisihan dan bekerja sama. Mereka harus

menyatukan gambaran masing-masing dengan gambaran yang didapat temannya. Mereka harus mau

belajar dari yang lain. Masing-masing harus menerima dan memahami bahwa ada kebenaran dari

penjelasan orang lain. Masing-masing harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya

pemaham kebenaran.

Barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikit pun kehilangan.

Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan bertambah.

Kita manusia memang seperti dongeng orang-orang buta ini. Kita tetap buta, kita mirip mereka ini.

1)

Kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan.

2)

Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekompleksan sebuah kenyataan.

3)

Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan.

4)

Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita.

5)

Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya kebenaran.

6)

Kita hanya ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar.

7)

Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, dan memahami apa yang dikatakan orang

lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak.

Sankt Augustin, 151204

sarikata.com

11

Belajar dari Pengalaman

1

3. Menjawab Pertanyaan Bacaan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara tepat tanpa harus melihat teks!

1.

Cerita tentang Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu pada mulanya diceritakan oleh

....

A. Sang raja di India

B.

Sang Budha

C. pegawai Istana

D. tersebar begitu saja dari mulut ke mulut

2.

Cerita "Orang-orang Buta dan Seekor Gajah" itu pada mulanya diceritakan sebagai

salah satu bentuk ....

A. ajaran Sang Budha

B.

hiburan Raja

C. humor

D. lelucon dari mulut ke mulut

3.

Tujuan utama Cerita Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu diciptakan adalah untuk

menyadarkan kita agar ....

A. tidak main hakim sendiri

B. tidak saling berselisih mempersoalkan kebenaran ajarannya dan memandang

ajaran lain salah

C. tidak suka mempermainkan binatang yang dianggap suci.

D. tidak mudah diadu domba oleh orang yang tidak bertanggung jawab

4.

Pernyataan berikut manakah yang sesuai dengan teks tersebut?

A. Ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, sehingga

mayoritas cenderung sebagai sebuah kebenaran.

B. Kelima orang buta itu membandingkan seekor gajah dengan gelondongan kayu,

batang kayu yang bulat dan halus, panci besar, dan sebuah balon.

C. Kita harus mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan.

D. Mayoritas bukanlah sebuah kebenaran.

5.

Kesalahan apakah yang dibuat oleh orang-orang buta?

A. Soal kualitas dari penjelasannya yang tidak masuk akal.

B. Mereka saling memaksakan kehendaknya, seolah jawabannyalah yang paling

benar.

C. Karena pada dasarnya, mereka sejak lahir tidak pernah melihat gajah.

D. Karena orang-orang buta itu tak memiliki pengetahuan yang baik.

12

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

6.

Simpulan yang paling tepat dari isi bacaan tersebut adalah ....

A. tidak menganggap diri paling benar

B.

orang harus belajar dari kelebihan orang lain

C. jika pengetahuan dibagi, pengetahuan tidak akan berkurang melainkan ber-

tambah.

D. mayoritas adalah kebenaran

7. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk penjelasan

dari orang-orang buta mengenai gajah?

A.

Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan

gelondong kayu

B.

Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah

balon

C.

Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang

kayu yang bulat dan halus

D.

Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan sebuah

tali.

8. Kejadian dalam cerita tersebut dapat diidentikkan dengan perilaku kita, kecuali

....

A.

hanya mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan

B.

hanya memahami sebagian dari kekompleksan sebuah kenyataan

C.

hanya memaegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan

D.

hanya ingin selalu dihargai dan menghargai orang lain

9. P enulis cerita yang berjudul “Orang-orang Buta dan Seekor Gajah” adalah....

A.

Sankt Augustin

B. Gendhotwukir

C.

Walter Krahe

D.

S.G Goodrich

10. Manakah pesan berikut ini yang sesuai dengan cerita Orang-orang Buta dan Seekor

Gajah tersebut?

A.

Barang siapa mau berusaha, pastilah ia akan mendapatkan jalan

B.

Setiap manusia harus mau saling bekerja sama

C.

Kemayoritasan merupakan suatu kebenaran

D.

Perbedaan pendapat selalu menyebabkan pertikaian.

KUNCI JAWABAN : (Lihat Lampiran di bagian akhir unit ini)

Skor per butir soal

: 10

Skor Maksimal

: 100

13

Belajar dari Pengalaman

1

4.

Mengukur Kecepatan Membaca

Ukurlah kecepatan membacamu dengan rumus menghitung kecepatan membaca per

menit untuk melihat apakah kecepatan membacamu bagus atau perlu peningkatan.

Rumus Menghitung Kecepatan Membaca

Keterangan:

K

: jumlah kata yang dibaca

Wd

: waktu tempuh baca (dalam detik)

B

: skor yang diperoleh

Sm

: skor maksimal

Kpm

: kecepatan membaca per menit

Keterangan

- Kecepatan membaca per menit (Kpm) >200 berarti kemampuan

membaca cepatmu sudah bagus

- Kecepatan membaca per menit (Kpm) <200 berarti kemampuan

membaca cepatmu perlu ditingkatkan

Contoh perhitungan:

Diketahui

K

: 352 kata

Wd

: 65 detik

B

: 80

SM

: 100

Maka:

Kpm = (K/Wd X 60) X (B/Sm)

(352/65 X 60) X (80/100)

(324, 92) X (80/100)

= 259,934

K

Wd

(60) x

B

Sm

= ... Kpm

14

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

5.

Membuat Simpulan Isi Bacaan

Membuat simpulan isi bacaan berarti mengambil intisari bacaan. Dalam sebuah

paragraf eksposisi atau argumentasi, simpulan paragraf biasanya tercermin pada

kalimat topik. Oleh sebab itu, simpulan berkaitan dengan ide pokok paragraf.

Perhatikan contoh berikut!

Contoh

Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor

gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan,

saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang

paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak

hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan.

Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.

Simpulan:

Cerita tentang orang-orang buta dan seekor gajah masih menjadi bacaan wajib

dalam buku-buku pelajaran di sekolah.

Buatlah simpulan dari tiap paragraf berikut!

Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya

untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja

juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang

buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka

tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk

menyentuhnya. Mereka hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu

saja, bukan gajah secara keseluruhan. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka

dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.

Simpulan:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan

gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya

dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya

dengan sebatang kayu yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba kepalanya

membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya

membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba

bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor gajah dengan tali

tambang yang sudah rusak. masing-masing dari mereka memiliki penjelasannya

sendiri tentang seekor gajah.

15

Belajar dari Pengalaman

1

Simpulan:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

Kesalahan dari tiap-tiap orang buta tersebut bukan soal kualitas dari

penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan

dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki

gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja. Seandainya

mereka sadar bahwa mereka hanya menjelaskan satu bagian saja, sebenarnya mereka

mampu mengerti kebenaran gajah secara keseluruhan.

Simpulan:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

6.

Berlatih Meningkatkan Kecepatan Membaca

Kamu tentu sudah tahu manfaat membaca cepat. Sekarang, tingkatkan

kemampuan membaca cepatmu dengan mencatat perkembangan dalam satu bulan.

Berikut adalah tips untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat.

a.

Membiasakan banyak membaca

Biasakanlah membaca seperti makan. Jika sehari saja tidak makan, maka badan

kita akan lemas. Begitu juga dengan membaca, jika sehari saja tidak membaca,

kita akan merasa “lapar”. Banyaklah membaca segala jenis buku, namun mulailah

dari jenis buku yang kamu suka. Misalnya cerpen, novel, dsb.

b.

Membaca dengan teknik yang tepat

Hindari membaca dengan bersuara!

c.

Meningkatkan konsentrasi

7.

Mencatat Perkembangan Kemampuan Membaca Cepat

Untuk mencatat perkembangan kemampuan membaca cepatmu, lakukanlah

kegiatan berikut ini!

a.

Catatlah judul buku apa saja yang telah kamu baca dalam satu minggu!

b.

Catat juga nama pengarang masing-masing buku yang telah kamu baca!

c.

Hitunglah berapa jam waktu yang kamu perlukan untuk menyelesaikan membaca

buku-buku tersebut sampai selesai!

16

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Kata

keagamaan

berasal dari kata

agama

dan mendapatkan kon

fi

ks (gabungan

imbuhan dan akhiran yang mengapit kata dasar secara serentak dan membentuk satu

kesatuan), yaitu

ke-an

. Kata

keagamaan

tidak berasal dari kata

agamaan

dan awalan

ke-

, karena tidak ada kata

agamaan

dalam bahasa Indonesia.

Nah, dari uraian tersebut dapat kamu temukan bahwa a

fi

ks atau imbuhan dalam

bahasa Indonesia ada beberapa macam, yaitu:

a.

awalan (pre

fi

ks) adalah imbuhan yang diletakkan di muka kata dasar;

b.

akhiran (su

fi

ks) adalah imbuhan yang diletakkan di belakang kata dasar;

c. kon

fi

ks adalah imbuhan yang mengapit kata dasar secara serentak dan membentuk

satu kesatuan; dan

8. Mengidenti

fi

kasi Kata Dasar dan Imbuhan

Cobalah kamu baca kembali kalimat berikut!

Kalimat tersebut terdiri atas dua belas kata. Jika kamu amati dengan saksama,

dari kedua belas kata tersebut terdapat tiga kata berimbuhan, yaitu:

menceritakan

sebuah

seekor

Kata

sebuah

berasal dari kata dasar

buah

dan mendapatkan imbuhan berupa

awalan, yaitu se-. Demikian juga dengan kata seekor, berasal dari kata dasar

ekor

dan

awlan

se-.

Pada sisi lain kata awal

menceritakan

berasal dari kata

ceritakan

dan mendapat

awalan

meN-

.

Kata

ceritakan

berasal dari kata dasar

cerita

dan mendapatkan akhiran

kan

.

Coba kamu bandingkan dengan kata

keagamaan

dalam kalimat berikut!

Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta

dan seekor gaja.

Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran ke-

agamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan

hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain

salah.

17

Belajar dari Pengalaman

1

Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan

gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya

dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya

dengan sebatang kayu yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba

kepalanya membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah

meraba belalainya membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain

yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor

gajah dengan tali tambang yang sudah rusak.

C. Menulis Pantun

Pantun adalah wujud konkret warisan budaya leluhur yang harus kita lestarikan. Coba kamu amati

kegunaan pantun dalam kehidupan kita sehari-hari: di radio, di televisi, atau di media cetak! Coba kamu

sebutkan beberapa lagu yang di dalamnya terdapat bait-bait pantun! Nah, ternyata hampir semua acara

di radio/televisi selalu menggunakan pantun sebagai media untuk memperindah /menghangatkan acara.

Melihat begitu banyak kegunaan pantun dalam kehidupan kita, pada pembelajaran ini kamu akan belajar

menulis pantun. Agar kamu dapat menulis pantun yang memenuhi syarat-syarat pantun, lakukanlah

aktivitas berikut: (1) dapat menemukan ciri-ciri pantun, (2) menemukan jenis-jenis pantun, (3) menyanyikan

lagu berbentuk pantun, (4) melengkapi pantun yang rumpang, dan pantun karmina (dua baris) (5) adu

cepat berbalas pantun.

d.

sisipan (in

fi

ks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya

kata

kinerja

berasal dari kata

kerja

dan mendapat sisipan

–in-.

Identi

fi

kasilah kata-kata berimbuhan yang terdapat pada paragraf berikut!

1.

Menemukan Ciri Pantun

Bacalah contoh pantun berikut!

Contoh pantun

Jual pepaya dengan kandil

Kandil buatan orang Inggris

Melihat buaya menyandang bedil

Sapi dan kerbau tegak berbaris

18

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Anak bakau di rumpun salak

Patah taruknya ditimpa genta

Riuh kerbau tergelak-gelak

Melihat beruk berkaca-mata

Pohon manggis pohon embacang

Ketiga dengan pohon lulita

Duduk menangis abang pincang

Katanya jalan tidak rata

Kalau ada sumur di ladang

Bolehkah kita menumpang mandi

Kalau ada umurku panjang

Bolehlah kita bertemu lagi

Diskusikan dengan anggota kelompokmu ciri-ciri pantun yang telah kamu baca

tersebut dengan berpedoman pada panduan diskusi berikut ini!

No.

Aspek

Pertanyaan Pemandu Diskusi

1.

Bentuk

Baris

• Suku kata

• Persajakan

a.

Berapa jumlah baris dalam satu bait?

b.

Berapa jumlah suku kata dalam tiap baris?

c.

Apakah yang dimaksud dengan persajakan?

d.

Bagaimana persajakan pada tiap-tiap bait

pantun?

2.

Isi

Setiap bait pantun terdapat sampiran dan isi.

a.

Apakah yang dimaksud dengan sampiran?

b.

Apakah yang dimaksud dengan isi?

c.

Terletak di baris ke berapakah sampiran

pantun?

d.

Terletak di baris ke berapakah isi pantun?

19

Belajar dari Pengalaman

1

2.

Menemukan Jenis-jenis Pantun

Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut tujuannya. Pertama,

pantun nasihat, yaitu pantun yang bertujuan memberi nasihat dan pesan moral. Kedua,

pantun cinta atau remaja yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan terkait

dengan masalah cinta. Ketiga, pantun jenaka yang hanya bertujuan untuk menghibur

atau berkelakar.

Klasi

fi

kasikanlah pantun-pantun berikut sesuai dengan jenisnya, kemudian

berilah alasan!

Pantun 1

Pulau pandan jauh ke tengah

Gunung Daik bercabang tiga

Hancur badan dikandung tanah

Budi yang baik dikenang juga

Pantun 2

Pohon manggis di tepi rawa

Tempat kakek

1

tidur beradu

Sedang menangis nenek tertawa

Melihat kakek bermain gundu

Pantun 3

Dari mana datangnya lintah

Dari sawah turun ke kali

Dari mana datangnya cinta

Dari mata turun ke kali

Pantun 4

Tanam jerangau di bukit tinggi

Mati dipijak anak badak

Melihat sang bangau sakit gigi

Gelak terbahak penghulu katak

Pantun 5

Anak bakau di rumpun salak

patah taruknya

6

ditimpa genta

Riuh kerbau tergelak-gelak

Melihat beruk berkaca mata

20

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

3.

Menyanyikan Lagu Berbentuk Pantun

Nyanyikan lagu di bawah ini secara bersama-sama!

Format Panduan Diskusi

CINDAI

Penyanyi: Siti Nurhaliza

Cindailah mana tidak berkias

Jalinnya lalu rentah beribu

Bagailah mana hendak berhias

Cerminku retak seribu

Mendendam unggas liar di hutan

Jalan yang tinggal jangan berliku

Tilamku emas cadarnya intan

Berbantal lengan tidurku

Hias cempaka kenanga tepian

Mekarnya kuntum nak idam kumbang

Puas kujaga si bunga impian

Gugurnya sebelum berkembang

Hendaklah hendak hendak kurasa

Puncaknya gunung hendak ditawan

Tidaklah tidak tidak kudaya

Tingginya tidak terlawan

Janganlah jangan jangan kuhiba

Derita hati jangan dikenang

Bukanlah bukan bukan kupinta

Merajuk bukan berpanjangan

Akar beringin tidak berbatas

Cuma bersilang paut di tepi

Bidukku lilin layarnya kertas

Seberang laut berapi

No.

Nomor

Pantun

Jenis Pantun

Alasan

1.

Pantun 1

2.

Pantun 2

dst.

21

Belajar dari Pengalaman

1

Gurindam lagu bergema takbir

Tiung bernyanyi pohonan jati

Bertanam tebu di pinggir bibir

Rebung berduri di hati

Laman memutih pawana menerpa

Langit membiru awan bertali

Bukan dirintih pada siapa

Menunggu sinarkan kembali

Setelah kamu menyanyikan lagu tersebut, coba kelompokkan mana yang

termasuk sampiran dan mana yang termasuk isi. Kemudian, carilah maksud/arti isi

pantun tersebut!

Panduan Diskusi

Bait

Sampiran

Isi

Arti Isi

1

Cindailah mana tidak

berkias/

Jalinnya lalu rentah beribu

Bagailah mana

hendak berhias/

Cerminku retak

seribu

Bagaimana mau

bercermin, kalau

cermin kita pecah

berkeping-keping.

dst.

4.

Melengkapi Pantun

Lengkapilah rumpang pada pantun berikut!

Dari Yogya pergi ke Malang

Naik bus melewati Batu

....................................

....................................

Beli obat di warung Pak Syukri

Pulangnya singgah ke pasar kembang

....................................................

....................................................

Bang Sakur pergi ke Cibubur

Menengok kerabat yang sedang sakit

.................................................

....................................................

Bang Jaja kepalanya botak

Bang Sueb rambutnya pirang

.................................................

....................................................

22

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

5.

Adu Cepat Menulis Pantun

a.

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4 s.d. 5 siswa!

b.

Dalam waktu lima menit, buatlah paling sedikit dua bait pantun!

Perhatikan syarat-syarat yang telah kalian pelajari di atas!

c.

Tempelkan hasil terbaik kalian di majalah dinding!

6.

Menilai Pantun yang Telah Ditulis

Nilailah pantun yang ditulis oleh kelompok lain dengan menggunakan kriteria

penilaian berikut ini!

Rubrik Kemampuan Menulis Pantun

NO.

ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1.

Kesesuaian dengan syarat pantun dari segi bentuk (Tiap

bait terdiri atas 4 baris, tiap baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku

kata, persajakan abab)

...5... sesuai dengan semua syarat pantun

...3... hanya sesuai dengan 2–3 syarat pantun

...1... tidak sesuai dengan semua syarat pantun

2.

Kesesuaian dengan syarat pantun dari segi isi (baris 1,2

berisi sampiran dan baris 3,4 adalah isi)

...5... sesuai dengan semua syarat pantun

...3... hanya sesuai dengan 1 syarat pantun

...1... tidak sesuai dengan semua syarat pantun

3.

Kemenarikan isi pantun

...5... isi bermakna dan bervariasi

...3... isi bermakna namun kurang bervariasi

...1... isi tidak bermakna dan tidak bervariasai

4.

Ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca

...5... tidak ada kesalahan penulisan ejaan dan

tanda baca

...3... ada beberapa kesalahan penulisan ejaan

dan tanda baca (2–3 kesalahan)

...1... banyak kesalahan penulisan ejaan dan

tanda baca (lebih dari 3 kesalahan)

SKOR MAKSIMAL

20

SKOR PEROLEHAN

Lampiran 1 Unit 1

Kunci Jawaban: 1. B 2. A 3. B 4. A 5. B 6. A 7. C 8.D 9.A. 10.B

23

Belajar dari Pengalaman

1

Pada unit 1, kamu telah belajar menceritakan pengalaman yang paling mengesankan.

Dari pembelajaran ini kamu telah belajar bercerita dengan memperhatikan intonasi, dan

ekpresi. Kamu juga telah belajar membaca cepat dan menarik simpulan dari teks yang kamu

baca. Mengidenti

fi

kasi kata dasar dan kata berimbuhan juga telah kamu lakukan dalam

pembelajaran ini. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan bersastra, yaitu menulis pantun.

Kamu telah belajar mengenali ciri pantun, jenis-jenis pantun, melengkapi pantun yang

rumpang, dan menulis pantun.

A.

Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,

c, atau d!

1.

Ide pokok paragraf tersebut adalah ...

A.

Pengalaman adalah guru yang terbaik.

B.

Kita bisa belajar dari pengalaman.

C.

Kita bisa bertindak arif dari pengalaman.

D.

Dari pengalaman kita bisa belajar banyak.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Dari pengalamanlah kita bisa belajar banyak hal. Kita bisa

belajar bagaimana mengatasi masalah yang rumit, yang sulit dipecahkan. Dari pengalaman juga kita

belajar bersosialisasi menghadapi segala macam persoalan yang sangat kompleks. Seringkali tanpa

sengaja kita dapat bertindak arif dan bijak, padahal semua itu sebenarnya buah dari pengalaman

yang mungkin tidak kita sadari.

Kumur-kumur dengan air putih dapat membantu mencegah pilek. Menurut para ahli, kumur

dengan air putih biasa bisa mencegah pilek sampai 30%. Para periset membagi sekitar 400 orang

ke dalam 3 grup. Masing-masing berkumur dengan antiseptic, air biasa, dan tidak kumur sama

sekali. Hasilnya, grup yang kumur dengan air putih 36% lebih rendah terkena infeksi. Kumur-kumur

menurunkan risiko karena membilas virus keluar dari mulut. Selain itu, menjaga jaringan tetap

basah menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi pathogen.

Dikutip dari Majalah

Aura

Edisi Minggu ke-1

Tanggal 7-13 Februari 2005

Rangkuman

Evaluasi

24

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

2.

Ide pokok paragraf tersebut adalah ...

A.

Kumur dengan air putih menurunkan risiko terkena penyakit.

B.

Kumur-kumur dengan air putih mencegah pilek.

C.

Kumur-kumur dapat membilas virus keluar dari mulut.

D.

Kumur-kumur berguna untuk menjaga jaringan agar tetap basah.

3. Simpulan paragraf tersebut adalah ...

A. Mengurangi

ngemil

dengan cara minum air putih dengan cara disesap secara

perlahan.

B.

Kiat minum agar makanan dapat diproses dengan baik.

C.

Kiat mengoptimalkan pencernaan dengan cara minum air putih dengan disesap.

D.

Kiat agar tetap kenyang sepanjang hari.

4. Tujuan utama paragraf tersebut adalah ...

A.

Memberikan informasi yang tidak lazim

B.

Memberikan informasi yang aneh.

C. Membuktikan bahwa pendapat mayoritas tidak secara otomatis sebuah

kebenaran.

D.

Menyatakan pendapat yang sama dengan pendapat umum.

Kadang kita diserang rasa lapar pada malam hari yang membuat kita ingin ngemil. Untuk

mengatasinya, coba minum air putih dengan disesap secara perlahan ketimbang dalam regukan

besar pada saat makan. Minum terlalu banyak secara sekaligus mengencerkan cairan pencerna

yang dikeluarkan di dalam mulut. Mengakibatkan makanan sulit dipecah secara tepat sehingga

nutrient yang mengenyangkan banyak yang dikeluarkan ketimbang diabsorp. Minum dengan

disesap mengoptimalkan pencernaan, membuat perut dapat memproses makanan secara baik dan

mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Hasilnya, Anda akan merasa kenyang sampai pagi hari.

Dikutip dari Majalah

Aura

Edisi Minggu ke-1

Tanggal 7-13 Februari 2005

Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membanding-kannya dengan gelondongan

kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang

membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak.

Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu ( 40%) dan 2

taring ( 20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 ( 10%). Sebagaimana para

ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas

adalah kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena

hampir setengah menyatakannya. Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah

kebenaran.

25

Belajar dari Pengalaman

1

5.

Simpulan paragraf tersebut adalah ...

A.

Pendapat mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran.

B.

Pendapat mayoritas otomatis sebuah kebenaran.

C.

Kemayoritasan adalah sebuah kebenaran.

D.

Mayoritas memegang peranan penting.

Makanan Pembunuh

Maksud judul itu bukanlah .............yang ...............oleh pembunuh, melainkan makanan

yang dapat membunuh manusia yang .................

6.

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat yang rumpang tersebut adalah

...

A.

makan, memakan, dimakan.

B.

makanan, dimakan, memakan.

C.

makanan, memakan, memakannya.

D.

makanan, dimakan, memakannya.

7.

Penulisan kata berimbuhan asing yang bergaris bawah berikut telah benar,

kecuali

...

A.

Warga desa membangun gedung pertemuan secara swadaya

.

B.

Bulan depan, mereka akan mengikuti lomba voli antarprovinsi.

C.

Para tunawisma

di bawah jembatan Semanggi akan ditertibkan.

D.

Mereka tidak menyukai kegiatan yang bersifat nonteknis

.

8.

Kalimat yang menggunakan tanda koma secara tepat adalah ....

A.

Untuk mengurangi kebiasaan

ngemil

coba minum air putih, dengan disesap secara

perlahan.

B.

Untuk mengurangi kebiasaan

ngemil,

coba minum air putih, dengan disesap

secara perlahan.

C.

Untuk mengurangi kebiasaan

ngemil,

coba minum air putih dengan disesap secara

perlahan.

D. Untuk mengurangi kebiasaan

ngemil,

coba minum air putih dengan disesap,

secara perlahan.

B.

Uji Praktik

1.

Ceritakanlah pengalamanmu yang paling berkesan secara singkat (tiga menit),

dan dengan ekspresi dan intonasi yang sesuai serta bahasa yang efektif!

2.

Tulislah dua bait pantun karyamu sendiri!

26

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Setelah kamu berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam

pembelajaran ini, cobalah kamu renungkan kembali apa yang telah kamu kuasai dan

belum kamu kuasai. Ungkapkan pula kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu

laksanakan. Untuk itu, berikanlah tanda centang (

) pada panduan berikut ini!

No.

Pertanyaan Pemandu

Ya Tidak

1.

Saya dapat bercerita dengan ekspresi, intonasi yang

sesuai dan menggunakan kalimat efektif.

2. Saya memahami perbedaan kata dasar dan kata

berimbuhan.

3. Saya dapat menghitung kecepatan membaca saya.

4.

Saya dapat menjawab pertanyaan dari isi bacaan yang

saya baca.

5.

Saya dapat menyimpulkan isi teks yang saya baca.

6.

Saya bangga dapat menulis pantun yang memenuhi

syarat-syarat pantun.

7.

Saya dapat menilai pantun yang ditulis teman dan

saya tulis sendiri.

8. Menurut saya, latihan-latihan dalam bab ini mudah

diikuti dan membuat saya senang belajar bahasa

Indonesia.

Refleksi